Di tengah gempuran fast fashion yang menciptakan limbah dan mengikis nilai keunikan, thrifting market muncul bagai oase dalam gurun konsumerisme massal. Konsep memanfaatkan kembali barang-barang layak pakai tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga mengukir narasi budaya dan keberlanjutan, sebuah simfoni yang merayakan keindahan masa lalu sekaligus menatap masa depan yang lebih hijau. Di berbagai penjuru dunia, dari Portobello Road di London hingga Chatuchak Market di Bangkok, serta di jantung kota-kota Indonesia seperti Yogyakarta dan Bandung, pasar barang bekas telah menjadi ladang kreativitas dan inovasi ekonomi sirkular.
Warna-warni Pasar Loak Internasional: Inspirasi dari Negeri Maju
Negara-negara maju telah lama menyematkan identitasnya lewat pasar barang bekas yang ikonik.
1. Portobello Road Market (UK). Di Notting Hill, London, pasar ini setiap Sabtu menampilkan deretan stan yang mempesona; dengan sekitar 1.000 kios, pasar ini terkenal karena koleksi barang antik, pakaian vintage, dan pernak-pernik unik.
2. Marche aux Puces de Clignancourt (Paris). Dengan lebih dari 3.000 kios, pasar ini merupakan pusat keindahan antik yang memadukan sejarah dan gaya, sekaligus menawarkan sentuhan romantis khas Paris.
3. Chatuchak Market (Bangkok). Pasar akhir pekan yang legendaris, menggelar penawaran barang bekas dan vintage dalam skala masif, menarik ratusan ribu pengunjung untuk berburu harta karun tersembunyi.
Data global menunjukkan bahwa pasar secondhand apparel telah mencapai nilai puluhan miliar dolar dan diproyeksikan tumbuh dengan CAGR antara 11 persen hingga 15 persen dalam beberapa tahun ke depan, mencerminkan pergeseran nilai konsumen yang semakin menghargai keberlanjutan dan keunikan.
Jejak Pasar di Tanah Air, Pesona Thrifting di Indonesia
Di Indonesia, kekayaan budaya dan sejarah bertemu dengan dinamika ekonomi modern.
1. Pasar Senen (Jakarta). Berdiri sejak tahun 1733, Pasar Senen telah menjadi ikon thrifting di ibu kota. Dengan kerumunan pengunjung yang kian bertambah, pasar ini tak hanya menawarkan pakaian bekas berkualitas, tetapi juga mengukir kisah perjuangan ekonomi kreatif.
2. Beringharjo (Yogyakarta): Pasar tertua di Yogyakarta ini, berdiri sejak 1758, menawarkan batik, pakaian, dan barang antik yang menceritakan warisan budaya.
3. Pasar Baru Bandung: Berasal dari era kolonial, pasar ini menjadi saksi bisu transformasi ekonomi dan budaya melalui perdagangan barang bekas yang bernilai sejarah.
4. Pasar Loak di Kota Surabaya. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, memiliki beberapa pasar loak (flea market) dan kaki lima yang menjadi magnet bagi para pemburu barang bekas. Di kota ini, pasar loak tidak hanya menjadi tempat berburu barang antik dan bekas, tetapi juga menjadi simbol gaya hidup kreatif dan alternatif konsumsi yang ramah lingkungan. Beberapa pasar loak di Surabaya sudah cukup dikenal, misalnya Pasar Pabean, Pasar Malam Kodam, dan Sentra Ikan Bulak, yang memberikan nuansa berbeda dan ragam pilihan bagi para pengunjung.
Para pengunjung tidak hanya datang untuk mencari barang bekas yang murah, namun juga untuk merasakan pengalaman berinteraksi langsung dengan para pedagang yang seringkali menawarkan harga dapat dinegosiasikan. Budaya tawar-menawar ini menjadi daya tarik tersendiri dan menciptakan atmosfer yang unik—di mana setiap transaksi sarat dengan cerita dan keaslian.
5. Pasar Barang Bekas Gembong Surabaya. Pasar barang bekas ini adalah salah satu pasar barang bekas yang paling dikenal di Kota Surabaya. Terletak di Jalan Gembong Tebasan, Kapasari, Kecamatan Genteng, pasar ini telah lama dijuluki “surga barang bekas” karena ragam dagangan yang sangat beragam. Berikut adalah beberapa poin kunci mengenai pasar ini:
Jam Operasional & Lokasi:
Pasar Loak Gembong buka sejak pagi hari hingga pukul 21.00 WIB. Lokasinya yang strategis di kawasan Genteng membuatnya mudah diakses bagi warga dan pengunjung yang ingin berburu barang bekas.
Ragam Dagangan:
Di pasar ini, Anda dapat menemukan beraneka jenis barang bekas, mulai dari pakaian (jaket, kaos, baju vintage), sepatu, peralatan rumah tangga, hingga onderdil dan barang elektronik. Tak jarang, para pemburu barang bekas juga menemukan produk branded dengan harga sangat terjangkau, bahkan ada yang dijual mulai dari Rp 10.000.
Kebudayaan Tawar-Menawar:
Pengalaman berbelanja di Pasar Loak Gembong sangat interaktif. Para pembeli umumnya aktif menawar harga, sehingga suasana pasar menjadi hidup dan penuh keakraban. Hal ini menambah nilai ekonomi dan sosial, karena interaksi langsung antara pembeli dan penjual menjadi bagian dari tradisi pasar loak di Surabaya.
Peran Ekonomi Lokal:
Pasar ini berperan penting dalam perekonomian lokal, mendukung perdagangan informal serta menjadi sumber penghasilan tambahan bagi banyak pedagang dan pembeli yang juga menjalankan usaha kecil. Keberadaan pasar ini turut membantu mendorong ekonomi sirkular dengan memanfaatkan barang bekas yang masih layak pakai.
Tren Digital & Sosial Media:
Seiring dengan era digital, Pasar Loak Gembong juga mendapatkan sorotan di media sosial seperti TikTok dan Instagram. Banyak konten kreator yang membagikan pengalaman berbelanja di pasar ini, menjadikannya sebagai salah satu ikon thrifting yang mendunia di Surabaya.
Pasar loak di Kota Surabaya, khususnya Pasar Barang Bekas Gembong, menunjukkan dinamika yang unik antara tradisi, ekonomi, dan inovasi. Pasar ini tidak hanya menyediakan barang bekas dengan harga yang sangat bersahabat, tetapi juga menjadi pusat interaksi sosial dan budaya tawar-menawar yang menghidupkan kembali ekonomi lokal. Dengan dukungan tren digital dan meningkatnya minat masyarakat terhadap mode berkelanjutan, pasar loak seperti Pasar Gembong diprediksi akan terus berkembang dan menjadi model ekonomi sirkular di Surabaya.
Meski data spesifik perputaran harian belum dipublikasikan secara luas, perkiraan konservatif menunjukkan bahwa pasar thrifting di kota besar seperti Jakarta dan Bandung menghasilkan perputaran uang harian berkisar antara Rp 5 miliar hingga Rp 10 miliar. Estimasi ini didukung oleh survei dan data lapangan yang menunjukkan peningkatan signifikan minat masyarakat terhadap barang bekas berkualitas yang dihimpun oleh Enciety Business Consult.