Kamu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan bisnismu lagi berat-beratnya?
Jangan sedih dan jangan minder. Mari kita intip gimana lika-liku UMKM di negara lain. Biar kamu termotivasi. Sekalian contoh paling ekstrem ya, Amerika Serikat!
Jangan kamu kira UMKM di negara adikuasa itu mulus-mulus aja jalannya. Di negara yang memegang kendali ekonomi dan politik dunia, apakah jalan menuju kesuksesan bisa dilalui dengan mudah?
Kami mendapatkan beberapa fakta lika-liku UMKM di Amerika Serikat yang mencoba bertahan dan berkembang pasca pandemi Covid-19. Ini adalah hasil riset kolaborasi antara One Capital dan Morning Consult yang dipublikasikan lewat artikel berjudul Thriving or just surviving? Small Business Owners Reflect on Life After The Pandemic di Quirk’s Magazine edisi Januari-Februari 2023.
Survei dilakukan terhadap 1295 pemilik usaha kecil di Amerika Serikat mulai Agustus hingga September 2022.
One Capital adalah salah satu konglomerasi bank dan jasa keuangan di AS, dan Morning Consult adalah perusahaan riset pasar global berbasis teknologi yang bermarkas di Washington DC, New York City, Chicago dan San Francisco.
Sedangkan Quirk’s Magazine adalah produk dari Quirk’s Media, perusahaan media dari Minessota yang berfokus pada industri riset pasar.
Sorotan utama dari hasil survei ini adalah, lebih dari separo (58 persen) UMKM di negara Abang Sam saat ini merasa bahwa inflasi adalah tantangan utama pasca pandemi, namun mayoritas dari mereka (90 persen), yakin mampu mempertahankan kelangsungan bisnisnya.
Selanjutnya, mari kita bahas fakta lainnya dalam tiga bagian. Yaitu kendala bisnis di masa lalu, tantangan saat ini, dan optimisme pelaku usaha di masa depan.
Bagian pertama, di masa lalu, saat pandemi masih berlangsung dan pembatasan sosial masih diberlakukan secara ketat, beberapa kendala yang paling banyak dialami pelaku usaha di AS adalah kenaikan harga bahan baku, diakui oleh 51 persen responden.
Beberapa tantangan lain yang sudah mereka hadapi adalah kelangkaan bahan baku (37 persen), naiknya biaya pengiriman (37 persen), dan penundaan pengiriman bahan baku (36 persen).
Bagian kedua, di masa sekarang, responden menceritakan dampak pandemi yang masih dirasakan pelaku bisnis sampai hari ini. Ada tiga hal, yaitu dampak pada operasional usaha, penjualan yang belum kembali normal dan tentang perekrutan pegawai.
Khusus tentang perekrutan pegawai baru, sebagian pemilik usaha tetap merekrut dengan cara seperti biasanya, namun sebagian lainnya mencoba melakukan penyesuaian dalam perekrutan untuk menarik minat calon pekerja, seperti menawarkan jam kerja yang fleksibel (25 persen), menawarkan bekerja jarak jauh (13 persen), dan menawarkan gaji yang kompetitif (18 persen).
Namun penawaran menarik itu pun juga belum tentu berhasil, sekitar 44 persen responden mengaku kesulitan memenuhi tuntutan upah dari calon karyawan, dan ada sekitar 39 persen pemilik usaha masih merasa kesulitan menemukan kandidat yang memenuhi kriteria.
Bagian ketiga, bagaimana pemilik usaha melihat masa depan. Mayoritas (76 persen) bos UMKM di AS masih dihantui kecemasan akan ketidakpastian situasi ekonomi global, seperti tekanan atas masalah rantai pasok, potensi kontraksi ekonomi negara, dan inflasi seperti yang kami sampaikan di awal narasi.
Selain itu, sekitar 35 hingga 40 persen responden juga mencemaskan operasional usaha, seperti ketidakstabilan cash-flow dan rendahnya penjualan.
Kecemasan terakhir adalah tentang persaingan usaha dari pelaku bisnis yang lebih besar (22 persen). Namun sisi positifnya adalah, hampir semua (90 persen) pemilik usaha di Amerika Serikat tetap optimistis dan yakin bahwa bisnisnya akan mampu bertahan di masa depan walaupun tetap dibebani oleh berbagai kecemasan.
Gimana? Jangan minder pokoknya. Pandemi sukses bikin UMKM di belahan bumi manapun akan start di situasi yg serupa. Bahkan di negara pengendali politik dan ekonomi dunia seperti AS, situasinya mirip-mirip dengan di sini.
So, tetep semangat aja jalani bisnismu, jangan berhenti solusikan setiap masalahmu.
Nah, kalian boleh cerita di kolom komentar lika-liku bisnismu yg mungkin bisa menginspirasi pemilik usaha lain untuk tetap semangat menjalani “jalan ninja”nya.
Sampai jumpa di episode selanjutnya.
ditulis oleh: Dimas Pratama, peneliti enciety Business Consult