Di balik deretan angka dan grafik yang tersaji dalam laporan resmi, terselip kisah transformasi digital yang telah mengubah wajah perdagangan di Indonesia. Perjalanan e-commerce, yang bermula dari tahun 2021 hingga 2023, tidak hanya menjadi saksi perubahan pola konsumsi, tetapi juga memantulkan semangat inovasi yang semakin mengakar di tengah masyarakat.
Di era di mana layar gadget menjadi gerbang utama berbelanja, data Badan Pusat Statistik (BPS) berpadu dengan laporan perilaku konsumen dan analisis pasar menyusun sebuah narasi dinamis, yang kini mengantar kita pada prediksi pola konsumsi Ramadan 2025.
Merujuk pada data BPS terkait pertumbuhan transaksi e-commerce dari 2021 hingga 2023, menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, transaksi e-commerce di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Pada 2021, pertumbuhan masih dalam tahap awal pengembangan dengan penetrasi digital yang mulai menjalar ke seluruh pelosok negeri, sebagaimana tercermin dalam statistik e-commerce 2021.
Memasuki 2022, peningkatan nilai dan volume transaksi semakin nyata, didorong oleh percepatan digitalisasi dan peningkatan infrastruktur, yang dipaparkan secara rinci dalam Statistik E-Commerce 2022.
Sementara itu, data Statistik E-Commerce 2023 mengungkapkan bahwa meski terdapat dinamika fluktuasi, momentum pertumbuhan tetap berlanjut, dengan nilai transaksi yang semakin mendekati prediksi pemerintah. Pencapaian ini tidak terlepas dari kepercayaan konsumen yang semakin tinggi dan inovasi di sektor pembayaran digital, seperti penggunaan PayLater yang semakin populer.
Menapaki jejak konsumen digital, analisis perilaku dan preferensi. Laporan perilaku konsumen e-commerce, seperti yang dipaparkan dalam Indonesia E-Commerce Consumer Behavior Report 2023 dan analisis dari salah satu platform penyedia jasa keuangan, menyajikan gambaran mendalam mengenai dinamika pembeli di dunia digital.
Generasi milenial dan Z, sebagai digital native, telah menjadi motor penggerak utama dengan frekuensi transaksi yang tinggi, sementara kelompok usia yang lebih dewasa mulai menunjukkan adopsi yang signifikan.
Perubahan preferensi belanja pun terlihat, dari transaksi produk gadget yang sempat mendominasi, kini kategori fashion, kesehatan, dan otomotif mulai mengambil porsi yang lebih besar. Transformasi ini mencerminkan adaptasi konsumen terhadap era pasca-pandemi, yang diwarnai oleh kemudahan akses, promosi diskon besar, serta kemajuan teknologi pembayaran digital.