Sabtu, Maret 15, 2025
No menu items!
spot_img
BerandaMediaKesehatan Jawa Timur di Tengah Ancaman Penyakit Menular, Solusi dan Harapan di...

Kesehatan Jawa Timur di Tengah Ancaman Penyakit Menular, Solusi dan Harapan di Era Cek Kesehatan Gratis (CKG)

Provinsi Jawa Timur tengah menghadapi tantangan besar dalam sektor kesehatan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan signifikan dalam kasus Tuberkulosis (TB) Paru, Kusta, dan Pneumonia dalam beberapa tahun terakhir. Ironisnya, di tengah upaya peningkatan layanan kesehatan, angka morbiditas—indikator kesakitan dalam populasi di wilayah provinsi Jawa Timur ini mencapai 32,14 persen pada tahun 2022, mencerminkan tingginya jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan.

Peningkatan kasus TB Paru menjadi perhatian utama, dengan kenaikan 91,24 BPS pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Penyakit ini, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis. Penyakit TB Paru ini masih menjadi ancaman serius, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan individu dengan sistem imun yang lemah.

Dalam sejarahnya, TB Paru ditemukan pertama kali pada 1882 oleh Robert Koch. Namun TB Paru sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia, termasuk Indonesia, yang menempati urutan ketiga di dunia dengan jumlah kasus baru 842 ribu per tahunnya. Sedangkan Negara China di posisi kedua sebanyak 889 ribu kasus. Lalu, di urutan pertama adalah India dengan 2,74 juta kasus.

Penyakit TB Paru adalah suatu penyakit yang memiliki kekhususan, dimana proses pengobatannya terdiri atas kombinasi beberapa jenis obat dalam jumlah dan dosis serta waktu tertentu, selama 6-9 bulan. Melalui proses pengobatan yang benar sesuai dengan anjuran dokter, pasien TB dapat disembuhkan. Sebaliknya apabila tidak tepat dosis dan waktu minum obat, dapat menimbulkan kekebalan kuman TB terhadap obat sehingga akan merugikan penderita TB itu sendiri dimana waktu pengobatan akan diperpanjang dan jumlah obat diperbanyak. Selain itu, penolakan minum obat TB oleh penderita akan menyebabkan penyebaran kuman ke lingkungan sekitar termasuk lingkungan keluarga. Hal ini juga pada akhirnya dapat menimbulkan kematian.

Berikutnya adalah Penyakit Kusta. Penyakit ini juga menunjukkan tren peningkatan. Pada tahun 2023, angka new case detection rate Kusta di Jawa Timur mencapai 5,82 per 100.000 penduduk, lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang berada di angka 5,13. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae ini membutuhkan deteksi dini dan pengobatan yang tepat agar tidak menimbulkan disabilitas permanen bagi penderitanya.

Dalam sejarahnya, penyakit ini tampaknya berasal dari Afrika Timur atau Timur Dekat dan menyebar melalui migrasi manusia secara berturut-turut. Orang Eropa atau Afrika Utara membawa penyakit kusta ke Afrika Barat dan Amerika dalam 500 tahun terakhir. Untuk penularan kusta menular secara langsung dari penderita kepada orang lain yang melakukan kontak lama dengan penderita. Penyebaran penyakit ini melalui percikan cairan dari saluan penafasan, seperti, ludah, dahak saat batuk dan bersin.

Kusta bukanlah penyakit keturunan penyakit ini bukan disebabkan oleh kutukan, guna-guna ataupun dosa. Gejala penyakit kusta ditandai dengan kelainan kulit berupa bercak putih seperti panu ataupun bercak kemerahan yang disertai kurang rasa atau hilang rasa pada kulit, tidak gatal dan tidak sakit.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

Most Popular

Recent Comments