Dollar Amerika Serikat telah lama menjadi mata uang utama dalam transaksi global, berperan sebagai “jembatan” yang menghubungkan berbagai mata uang di dunia. Peran ini dikenal sebagai bridge currency, di mana dollar digunakan sebagai perantara dalam perdagangan internasional ketika dua negara tidak dapat langsung menukar mata uang mereka satu sama lain.
Dalam perdagangan global, tidak semua mata uang memiliki likuiditas yang cukup untuk dipertukarkan langsung. Misalnya, jika Indonesia ingin mengimpor barang dari Jepang, pembayaran dalam yen sering kali tidak bisa dilakukan langsung dengan rupiah. Sebagai solusinya, rupiah akan dikonversi terlebih dahulu ke dollar, lalu dollar dikonversi kembali ke yen. Proses ini memungkinkan transaksi lintas negara berlangsung lebih mudah dan efisien.
Keunggulan dollar sebagai bridge currency tidak terjadi begitu saja. Sejarah mencatat bahwa setelah Perang Dunia II, perjanjian Bretton Woods menetapkan dollar sebagai mata uang cadangan utama dunia. Meskipun sistem ini telah berakhir, dominasi dollar tetap bertahan karena ekonomi Amerika Serikat yang kuat dan stabilitasnya yang tinggi. Selain itu, banyak komoditas utama dunia, seperti minyak dan emas, diperdagangkan dalam dollar, yang semakin memperkuat posisinya dalam ekonomi global.
Namun, ketergantungan pada dollar juga menghadirkan tantangan. Negara-negara yang terlalu bergantung pada dollar dalam perdagangan mereka dapat terpengaruh oleh kebijakan moneter Amerika Serikat, termasuk fluktuasi nilai tukar dan suku bunga. Selain itu, dominasi dollar memberi AS kekuatan politik dalam bentuk sanksi ekonomi, seperti yang diterapkan terhadap Iran dan Rusia.
Upaya untuk mengurangi ketergantungan pada dollar mulai dilakukan oleh berbagai negara. China, misalnya, mendorong penggunaan yuan dalam perdagangan internasional, terutama dengan negara-negara Asia dan Afrika. Uni Eropa juga berusaha meningkatkan peran euro dalam transaksi global. Selain itu, kemunculan cryptocurrency dan stablecoin menawarkan alternatif digital yang berpotensi menggantikan peran dollar dalam beberapa skenario.
Meskipun ada upaya diversifikasi, dollar tetap menjadi pilihan utama dalam transaksi internasional. Infrastruktur perbankan yang telah mapan dan kepercayaan global terhadap stabilitasnya membuat dollar sulit tergantikan dalam waktu dekat. Seperti halnya bahasa Inggris yang menjadi bahasa universal dalam komunikasi internasional, dollar tetap menjadi “bahasa” utama dalam dunia keuangan, memudahkan perdagangan dan investasi lintas batas.