Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan transformasi digital di berbagai sektor ekonomi, pertanian, yang selama ini menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional, kini menghadapi krisis regenerasi. Banyak generasi muda melihat dunia pertanian sebagai “pekerjaan orang tua” yang identik dengan pendapatan rendah, risiko tinggi, dan kurangnya jenjang karir yang menarik. Untuk itu, fenomena tersebut dan mengulas bagaimana digitalisasi dapat menjadi solusi sekaligus tantangan dalam meremajakan sektor pertanian.
Sektor pertanian Indonesia, meskipun memiliki peran vital dalam menjamin ketahanan pangan, kini berada di persimpangan jalan. Data dari berbagai sumber mengungkapkan bahwa sebagian besar petani adalah generasi tua. Misalnya, penelitian dari UPLAND Project menyatakan bahwa petani milenial dengan rentang usia 19–39 tahun, hanya menyumbang sekitar 9 persen, hingga 21,9 persen dari total petani di Indonesia, sedangkan petani berusia 45 tahun ke atas mendominasi sektor ini.
Fenomena ini kian diperparah oleh persepsi negatif yang melekat pada profesi petani. Banyak anak muda memandang pekerjaan di ladang, kebun, atau sawah sebagai pekerjaan yang berat, penuh risiko, dan tidak menjanjikan—padahal sektor pertanian memiliki potensi besar jika dikombinasikan dengan inovasi teknologi digital.
Statistik dan Tren Demografis
Penurunan Petani Muda: Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan riset UPLAND Project menunjukkan bahwa persentase petani muda telah mengalami penurunan signifikan dalam dekade terakhir. Pada 2011, petani muda mencapai 29,18 persen, namun angka tersebut turun menjadi 19,18 persen pada 2021.
Dominasi Generasi Tua: Hasil sensus dan survei juga mengungkapkan bahwa sebagian besar petani berusia di atas 40 tahun, dengan petani yang berusia 45 tahun ke atas mendominasi lapangan pertanian.
Transformasi Digital dalam Pertanian
Digitalisasi telah mengubah cara kerja di sektor pertanian melalui penerapan teknologi seperti Internet of Things (IoT), drone, dan aplikasi smart farming. Beberapa inisiatif pemerintah dan swasta, seperti program Tani on Stage dan aplikasi agritech, telah diluncurkan untuk menarik minat generasi muda agar lebih terlibat dalam sektor pertanian.