Jika di analisa secara komprehensif, perkembangan pariwisata Jawa Timur sangat dipengaruhi oleh momentum libur panjang Hari Raya Lebaran. Perkembangan sektor Pariwisata juga berkembang karena kontribusi peningkatan daya beli masyarakat melalui Tunjangan Hari Raya (THR).
Ditinjau dari tren dan peningkatan infrastruktur, sektor Pariwisata mengalami banyak perkembangan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur menunjukkan bahwa sektor pariwisata terus mengalami perkembangan signifikan. Misalnya, pada Tahun 2022 tercatat peredaran uang sektor pariwisata mencapai Rp 487 triliun dengan jumlah wisatawan domestik sekitar 200,55 juta orang, menunjukkan minat masyarakat yang besar untuk menjelajahi destinasi di Provinsi Jawa Timur.
Di sisi infrastruktur, pertumbuhan ini turut didukung dengan penambahan 272 hotel baru pada 2024 sehingga total jumlah hotel mencapai 4.055 unit. Hal ini mencerminkan kesiapan penyedia akomodasi untuk menampung lonjakan kunjungan wisatawan, terutama pada masa libur Lebaran.
Dinamika Kunjungan Wisatawan dan Kinerja Hotel
Laporan perkembangan pariwisata dari BPS untuk beberapa bulan terakhir 2024 menunjukkan fluktuasi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melalui pintu masuk Juanda. Misalnya, kunjungan internasional di bulan September mencapai 31.700, menurun ke 28.182 pada Oktober, 20.820 pada November, dan 19.265 pada Desember.
Meskipun tren kunjungan internasional mengalami penurunan pada bulan-bulan akhir tahun, data tingkat penghunian kamar (TPK) menunjukkan kinerja yang cukup baik, dengan beberapa kota seperti Malang, Madiun, dan Tulungagung mencatat okupansi yang mencapai 90 persen hingga 100 pada masa Lebaran. Hal ini menandakan adanya potensi kuat dalam menarik wisatawan, terutama dari kalangan domestik, untuk melakukan perjalanan selama periode libur panjang.