Sabtu, Maret 15, 2025
No menu items!
spot_img
BerandaMarketDampak Positif Urbanisasi Pada Perekonomian Sidoarjo

Dampak Positif Urbanisasi Pada Perekonomian Sidoarjo

Kabupaten Sidoarjo telah mengalami pertumbuhan penduduk yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dipengaruhi oleh fenomena urbanisasi, di mana banyak penduduk dari daerah lain bermigrasi ke Sidoarjo untuk mencari peluang ekonomi yang lebih baik.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sidoarjo menunjukkan bahwa pada tahun 2014, jumlah penduduk mencapai 167.248 jiwa, terdiri dari 83.596 laki-laki dan 83.652 perempuan.

Kecamatan Candi menjadi salah satu wilayah dengan jumlah penduduk terbesar, di mana Desa Kalipecabean menempati urutan pertama dengan 12.799 jiwa, diikuti oleh Desa Ngampelsari dengan 11.836 jiwa, dan Desa Sepande dengan 9.665 jiwa.

Sidoarjo dikenal sebagai salah satu pusat industri besar dan sedang di Jawa Timur, dengan beberapa kecamatan menjadi pusat industri yang berkembang pesat.

Sektor jasa juga memainkan peran penting dalam perekonomian Sidoarjo. Dari 1.081.720 penduduk yang bekerja, sebagian besar, yaitu 63,50 persen, berkontribusi di sektor jasa.

Namun, urbanisasi yang cepat juga membawa tantangan, seperti kebutuhan akan infrastruktur yang memadai, penyediaan layanan publik yang optimal, serta pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, diperlukan perencanaan tata ruang yang komprehensif dan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa pertumbuhan penduduk dan urbanisasi dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Sidoarjo.

Kabupaten Sidoarjo memiliki 18 kecamatan yang masing-masing memiliki potensi unik dalam mendukung perekonomian daerah. Diantaranya adalah Kecamatan Candi. Kecamatan ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil komoditas pertanian di Sidoarjo. Pada tahun 2014, dari luas baku lahan sawah sebesar 942,5 hektar, tanaman padi berhasil dipanen di 93,7 persen area tersebut. Selain itu, tanaman palawija seperti kacang hijau juga dominan, dengan luas tanam mencapai 127 hektar dan tingkat panen 100 persen.

Wilayah berikutnya adalah Kecamatan Tanggulangin. Wilayah ini terkenal dengan industri kerajinan kulit, terutama produk tas dan sepatu yang telah menembus pasar nasional dan internasional. Industri ini menjadi salah satu penopang ekonomi lokal dan menyerap tenaga kerja setempat.

Selanjutnya adalah Kecamatan Sedati. Terletak dekat dengan Bandara Internasional Juanda, Sedati memiliki potensi dalam sektor perikanan dan kelautan. Banyak tambak udang dan ikan yang beroperasi di wilayah ini, memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi perikanan Kabupaten Sidoarjo.

Wilayah Kecamatan Porong, wilayah ini meskipun pernah terdampak oleh bencana lumpur Lapindo, Porong tetap memiliki potensi dalam sektor perdagangan dan jasa. Pasar Porong menjadi pusat aktivitas ekonomi bagi masyarakat sekitar, menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari.

Wilayah selanjutnya adalah wilayah Kecamatan Waru. Sebagai pintu gerbang menuju Kota Surabaya, Waru berkembang pesat dengan berbagai fasilitas perdagangan dan jasa. Kehadiran pusat perbelanjaan dan kawasan industri di wilayah ini menjadikannya salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Sidoarjo.

Secara keseluruhan, perekonomian Kabupaten Sidoarjo menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2023, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 273.698,07 miliar, dengan sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta konstruksi sebagai kontributor utama.

Dengan memanfaatkan potensi yang ada di setiap kecamatan, Kabupaten Sidoarjo berpeluang untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

Most Popular

Recent Comments