Sejak 2020, nilai ekspor Provinsi Jawa Timur menunjukkan tren naik‑turun yang dipengaruhi oleh dinamika global dan kinerja sektor komoditas unggulan. Tiga negara tujuan teratas, Jepang, Amerika Serikat, dan Tiongkok telah menguasai lebih dari 40 persen nilai ekspor, dengan puncak nilai ke Jepang mencapai USD 3,80 miliar pada 2024 dan ke AS USD 3,70 miliar pada 2022.
Namun ada yang menarik, ditemukan anomali lonjakan ekspor ke Swiss, dari USD 35,5 juta pada 2020 menjadi USD 1,43 miliar pada 2024. Angka ini menandakan ketergantungan pada komoditas volatil, sementara pasar Malaysia dan Thailand sempat menyusut hingga –36,7 persen pada 2023. Di tengah tantangan geopolitik dan pandemi, eksportir Jawa Timur tetap optimis, didukung peningkatan ekspor nonmigas hingga USD 2,33 miliar pada Agustus 2024, serta lonjakan 39,1 persen pada Maret 2024 dengan nilai USD 2,51 miliar.
Data utama bersumber dari Provinsi Jawa Timur Dalam Angka (BPS Jatim) periode 2020–2025 dengan melakukan media scanning yang memadukan data rilis resmi BPS Jatim (PEB & PIB) dan berita media massa, yang antara lain Kompas.id dan Kominfo Jatim, untuk menangkap pergerakan bulanan dan sentimen pasar ekspor.
Jika dilihat dari tren nilai ekspor 2020–2024, tercatat ada tiga pasar teratas tujuan ekspor Jawa Timur (Jatim). Yaitu, Negara Jepang, AS, dan Tiongkok. Untuk Negara Jepang, pada 2020, nilai ekspor ke Jepang mencapai USD 2,81 miliar, atau naik ke USD 3,22 miliar pada 2021, memuncak pada USD 3,46 miliar pada 2022, turun menjadi USD 2,77 miliar di 2023, dan kembali naik ke USD 3,80 miliar di 2024.
Sedangkan untuk Negara Amerika Serikat, nilai ekspor melonjak dari USD 3,53 miliar (2020) ke USD 3,70 miliar (2022), sebelum turun ke USD 2,79 miliar (2023) dan pulih ke USD 3,40 miliar (2024). Lalu, untuk Negara Tiongkok, menjadi pasar stabil dengan nilai antara USD 3,14 – 3,23 miliar, mengindikasikan permintaan yang kuat untuk produk manufaktur Jawa Timur.
Sementara itu, ditemukan fluktuasi tahunan dan musiman pada Bulan Februari 2024. Nilai ekspor hanya USD 1,81 miliar, turun 9,28 persen dibanding Januari 2024, namun naik 10,01 persen year‑on‑year. Sedangkan di Bulan Juli 2024, nilai ekspor nonmigas mencapai USD 2,28 miliar, naik 28,69 persen dibanding Juni 2024. Lalu, pada Bulan Oktober 2024, terjadi kenaikan 11,68 persen menjadi US$ 2,41 miliar memperlihatkan pemulihan kuat kuartal akhir.
Terkait anomali dan faktor pemicu lonjakan ekspor ke Swiss yang melonjak drastis dari US$ 35,5 miliar (2020) menjadi USD 1,02 miliar (2023) dan USD 1,43 miliar (2024), terutama terdorong komoditas permata dan logam mulia. Anomali juga ditemukan pada penurunan di Malaysia dan Thailand. Malaysia turun 36,7 persen, dari USD 1,88 miliar di 2022 ke USD 1,19 miliar di 2023. Sedangkan Thailand angka yang tercatat –36,8 persen. Hal ini menandakan gangguan rantai pasok atau kompetisi regional yang meningkat.
Disisi lain, walau migas hanya menyumbang kurang dari 5 persen total ekspor, penurunan 50,65 persen, tercatat jika ekspor migas pada Bulan Desember 2024 memicu penurunan total ekspor bulan itu menjadi USD 2,10 miliar. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III‑2024 Jawa Timur tumbuh 4,91 persen secara YoY, mayoritas disumbang ekspor. Perspektif Optimisme Eksportir, Menurut GPEI Jatim, meski geopolitik Sareng Red Sea Crisis, industri ekspor tetap optimis tumbuh positif. Sektor Kopi dan Pertanian juga mengalami sentimen positif. Ekspor produk pertanian naik 29,81 persen pada 2024, didorong kopi Bondowoso dan robusta Tanggulangin.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk bisa mengerek sektor ekspor. Pertama adalah diversifikasi pasar. Perluas ke Asia Selatan dan Amerika Latin untuk mengurangi kebergantungan pada tiga besar. Kedua, penguatan produk volatil. Kembangkan strategi lindung nilai pada komoditas logam mulia dan migas. Ketiga, kemitraan regional. Reaktivasi kerja sama dagang dengan Malaysia dan Thailand melalui perjanjian preferensial. Keempat, digitalisasi ekspor. Manfaatkan platform e‑commerce B2B untuk menjangkau pembeli baru, memanfaatkan momentum pertumbuhan pertanian. Kelima, peningkatan kualitas data. Percepat rilis data final bulanan untuk memperkecil kesenjangan informasi dan memudahkan pengambilan kebijakan.
Perjalanan ekspor Jawa Timur 2020–2024 dipenuhi fluktuasi dan peluang. Meski tiga pasar utama tetap mendominasi, lonjakan tak terduga ke Swiss dan gejolak pasar ASEAN mengingatkan pentingnya ketahanan dan inovasi. Dengan kebijakan terarah, diversifikasi, dan digitalisasi, Jawa Timur siap menenun masa depan ekspor yang lebih tangguh dan berkelanjutan.