Kamis, Juli 10, 2025
spot_img
BerandaMedia4 Rekomendasi Strategis Bagi Sektor Perikanan dan Pertanian

4 Rekomendasi Strategis Bagi Sektor Perikanan dan Pertanian

Berbekal data dari rangkaian publikasi Provinsi Jawa Timur Dalam Angka dari tahun 2018 hingga 2024, tersingkap narasi dinamis tentang perjalanan sektor perikanan dan pertanian di ujung timur negeri. Di balik angka‐angka statistik yang tertera, terselip kisah perubahan, tantangan, dan potensi transformatif yang dapat kita gali untuk menyongsong tahun 2025 dengan penuh harapan dan inovasi.

Dari ranah perikanan, data menunjukkan bahwa pada tahun 2022, volume produksi perikanan tangkap mencapai 595.799 ton dengan nilai mencapai 11.771,6 miliar rupiah, sedangkan perikanan budidaya mencatatkan volume sebesar 1.284,13 ribu ton dan nilai produksi senilai 19.017,32 miliar rupiah. Dominasi produksi budidaya di Kabupaten Sumenep dan Gresik memperlihatkan pergeseran paradigma dari penangkapan tradisional ke metode budidaya modern yang lebih terstruktur.

Namun, jika ditelusuri lintasan waktu, muncul anomali yang menarik perhatian, di salah satu laporan BPS tahun 2023, tercatat penurunan produksi padi dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari 9,59 juta ton ke 9,52 juta ton, sebuah penurunan sekitar 0,7 persen yang mengindikasikan adanya dinamika dan kemungkinan ketidakteraturan dalam proses produksi pertanian.

Sementara itu, pada sektor pertanian, tidak hanya produksi padi yang mengalami fluktuasi, melainkan pula indeks produktivitas yang menggambarkan efisiensi lahan. Angka-angka tersebut, meskipun terlihat stabil dalam rentang waktu tertentu, menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara pertumbuhan luas panen dan produktivitas—sebuah anomali yang mengundang perhatian para peneliti dan pengambil kebijakan.

Secara ilmiah, analisis tren data menunjukkan bahwa sektor perikanan, khususnya budidaya, telah mengalami pertumbuhan signifikan dibandingkan perikanan tangkap. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan teknologi akuakultur dan investasi dalam infrastruktur pendukung, yang mampu menaikkan nilai produksi hingga mencapai pertumbuhan dua digit dalam beberapa daerah.

Sementara itu, sektor pertanian, meski menyumbang kontribusi besar pada PDRB Provinsi Jawa Timur, menghadapi tantangan dari penurunan produksi padi yang, walaupun relatif kecil atau sekitar 0,7 persen mengalami penurunan, dapat berdampak kumulatif apabila tidak segera ditangani.

Menyongsong tahun 2025, prediksi berdasarkan model tren yang ada mengindikasikan bahwa, sektor perikanan, dengan adopsi teknologi digital, sistem monitoring mutu air, dan pengelolaan stok benih yang lebih canggih, produksi perikanan budidaya diharapkan meningkat minimal 3–5 persen secara tahunan.

Di sisi lain, perikanan tangkap mungkin menghadapi tekanan dari eksploitasi berlebih dan perubahan iklim, sehingga pertumbuhan volumenya cenderung stagnan atau bahkan menurun jika tidak ada intervensi strategis.

Di sektor pertanian, khususnya komoditas padi, melalui penerapan teknik intensifikasi dan inovasi pertanian presisi, produktivitas lahan dapat ditingkatkan sebesar 2–4 persen per tahun. Namun, anomali penurunan produksi yang tercatat menunjukkan bahwa perbaikan dalam sistem irigasi, manajemen hama, dan diversifikasi tanaman menjadi kunci untuk mengatasi stagnasi pertumbuhan.

Rekomendasi Strategis untuk Peningkatan

Dalam menghadapi tantangan dan meraih peluang di tahun 2025, beberapa rekomendasi dapat dikemukakan. Pertama, inovasi teknologi dan digitalisasi. Penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dan sistem informasi geografis (GIS) untuk monitoring lahan, kualitas air, dan parameter lingkungan secara real time akan memungkinkan respons cepat terhadap perubahan kondisi. Penerapan drone dan sensor canggih di bidang pertanian dan perikanan dapat mengoptimalkan produktivitas serta mengurangi resiko anomali produksi.

Kedua, diversifikasi dan integrasi sistem produksi. Mendorong diversifikasi produk pertanian—misalnya integrasi antara pertanian padi dengan budidaya ikan di sawah (sistem agroflokultur), dapat mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas dan meningkatkan resilien ekonomi lokal. Pendekatan ini juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan air.

Ketiga, peningkatan kapasitas SDM dan penelitian. Investasi dalam pelatihan petani dan nelayan mengenai praktik pertanian dan perikanan berkelanjutan, serta kolaborasi dengan lembaga riset untuk mengembangkan varietas unggul dan teknik budidaya modern, merupakan langkah penting untuk mengatasi anomali dan mendorong inovasi.

Keempat, penyusunan kebijakan yang responsif. Pengambil kebijakan perlu merumuskan regulasi yang mendukung pengelolaan sumber daya alam secara lestari. Insentif fiskal dan kemudahan akses kredit untuk inovasi teknologi akan merangsang sektor pertanian dan perikanan agar lebih adaptif terhadap dinamika perubahan pasar dan iklim.

Dengan semangat yang menggelora, data statistik ini tidak hanya menjadi angka-angka belaka, melainkan cermin realitas yang menantang kita untuk berubah. Di balik setiap persentase dan ton produksi tersimpan potensi besar untuk mengukir kisah kebangkitan. Melalui sinergi antara inovasi teknologi, kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia, sektor perikanan dan pertanian di Provinsi Jawa Timur dapat bersinar lebih terang di tahun 2025. Perjalanan ini, bagai alunan puisi alam, mengajak kita untuk terus berinovasi dan merayakan setiap perubahan sebagai bagian dari transformasi yang lebih besar.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

Most Popular

Recent Comments