Dalam alunan zaman yang terus berubah, pasar retail di Jawa Timur menyuguhkan sebuah simfoni angka dan perilaku konsumsi yang memukau. Data yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2020 hingga 2023 menyiratkan bahwa dinamika pengeluaran konsumsi rumah tangga tidak hanya sekadar statistik, melainkan cerminan kehidupan masyarakat yang semakin adaptif terhadap transformasi ekonomi.
Di samping itu, tren transaksi e-commerce selama tahun 2021 hingga 2023 menambah dimensi baru pada narasi ini—sebuah jejak digital yang mengukir pola konsumsi modern di tengah era globalisasi.
Analisis Tren Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (2020–2023)
Berdasarkan data BPS, terdapat kecenderungan peningkatan rata-rata pengeluaran per kapita yang mencuat secara konsisten dari tahun ke tahun. Analisis tren menunjukkan bahwa, pada Tahun 2020, rata-rata pengeluaran per kapita menunjukkan kenaikan moderat sekitar 5 persen secara tahunan.
Di Tahun 2021, Data mengindikasikan sedikit akselerasi dengan pertumbuhan mencapai 5,5 persen. Hal ini menandakan peningkatan kepercayaan masyarakat pasca fase krisis awal pandemi.
Pada Tahun 2022, perkembangan ini semakin menampakkan diri dengan peningkatan mendekati 6,2 persen per tahun, mengisyaratkan stabilitas ekonomi mikro yang berakar kuat di tingkat rumah tangga. Sedangkan pada Tahun 2023, pertumbuhan melaju lebih agresif mencapai 6,8 persen, menguatkan tren peningkatan pengeluaran konsumsi seiring dengan adaptasi dan penetrasi digital yang semakin mendalam.
Dengan menggunakan pendekatan analisis regresi linier sederhana, kenaikan persentase ini tidak hanya menggambarkan peningkatan nominal, namun juga mencerminkan pergeseran pola konsumsi, di mana masyarakat cenderung mengalokasikan lebih banyak dana pada kebutuhan primer dan sekunder yang mendukung kesejahteraan.
