Kunjungan diplomatik Presiden RI ke Arab Saudi telah membuahkan hasil luar biasa dengan tercapainya kesepakatan investasi spektakuler senilai USD 10 miliar atau setara Rp 162 triliun. Investasi kolossal ini merupakan bagian dari paket kemitraan strategis yang lebih besar antara Indonesia dan Arab Saudi senilai USD 27 miliar atau sekitar Rp 437 triliun.
ACWA Power, perusahaan energi terbesar Arab Saudi yang menjadi mitra utama dalam investasi ini, bukanlah pemain biasa di kancah energi global. Perusahaan yang berbasis di Riyadh ini telah membuktikan kredibilitasnya melalui berbagai proyek joint venture strategis, termasuk kerja sama dengan Saudi Aramco Power Company untuk proyek JIGPC yang dimulai pada tahun 2022. Kehadiran ACWA Power di Indonesia menandai komitmen serius Arab Saudi dalam transisi energi global.
Kesepakatan investasi ini diperkuat dengan pembentukan Supreme Council atau Dewan Koordinasi Tertinggi antara Indonesia dan Arab Saudi. Mekanisme kelembagaan ini, yang ditandatangani antara Presiden RI dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, akan menjadi platform utama dalam memantau pelaksanaan kemitraan strategis di masa depan.
Selain investasi energi, kunjungan ini juga menghasilkan kesepakatan pembangunan Kampung Haji Indonesia di Makkah. Proyek yang mendapat dukungan penuh Pangeran MBS ini dirancang sebagai kompleks terpadu untuk melayani jemaah haji dan umrah Indonesia yang berjumlah ratusan ribu setiap tahunnya. Kampung Haji ini tidak hanya akan memberikan kenyamanan bagi jemaah, tetapi juga menciptakan multiplier effect ekonomi yang signifikan.
Tercatat, ada 4 poin dampak transformatif terhadap perekonomian Indonesia. Pertama percepatan transisi energi menuju net zero 2060. Investasi ACWA Power akan mendukung target ambisius Indonesia mencapai net zero emissions pada 2060. Kementerian Keuangan memproyeksikan ekonomi Indonesia dapat bertambah 1-1,5% per tahun jika berhasil melakukan transisi energi. Pertumbuhan ini berasal dari peningkatan investasi, diversifikasi industri, dan penciptaan lapangan kerja di sektor energi terbarukan.
Kedua, stimulus pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Investasi asing langsung (FDI) terbukti memberikan dampak positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan investasi asing ke Indonesia mencapai rekor USD 30 miliar pada 2023, dengan sektor energi terbarukan menjadi salah satu penerima investasi terbesar.
Investasi energi bersih menciptakan multiplier effect yang luas melalui penciptaan lapangan kerja langsung maupun tidak langsung. Teknologi energi terbarukan telah mempekerjakan lebih dari 11 juta orang globally dan diperkirakan akan menyerap lebih dari 24 juta tenaga kerja pada 2030.
Ketiga, peningkatan daya saing dan kemandirian energi. Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar dengan total potensi teknis mencapai 7.879,4 Gigawatt, jauh melampaui estimasi RUEN sebesar 443 Gigawatt. Pemanfaatan optimal potensi ini akan mengurangi ketergantungan impor energi fosil yang selama ini membebani neraca perdagangan Indonesia.
Keempat, transfer teknologi dan peningkatan kapasitas SDM. Investasi ACWA Power akan membawa transfer teknologi canggih dan praktik bisnis terbaik yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor energi domestik. Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing industri energi Indonesia di pasar global.
Kenyataan ini menghadirkan tantangan dan peluang implementasi yang wajib diketahui. Pertama, peluang strategis Indonesia berada di posisi yang menguntungkan untuk menarik investasi energi bersih karena potensi sumber daya yang melimpah. Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar di dunia (23GW) dengan pemanfaatan baru 12%. Komitmen pemerintah yang kuat, dengan target pengurangan emisi 43,2% dan net zero 2060. Selain itu, regulasi yang mendukung. Peraturan Presiden No. 112/2022 yang memberikan insentif investasi energi terbarukan.
Selain peluang, ada beberapa tantangan yang harus diatasi implementasi investasi ini menghadapi beberapa tantangan. Pertama, koordinasi kelembagaan. Perlu sinergi yang baik antar kementerian dan lembaga terkait. Kedua, infrastruktur pendukung. Pengembangan grid dan transmisi yang memadai. Ketiga, kapasitas SDM. Peningkatan kemampuan tenaga kerja lokal dalam teknologi energi bersih.
Komparasi dengan Investasi Energi Global. Investasi ACWA Power ke Indonesia ini sejalan dengan tren global dimana biaya energi terbarukan terus menurun drastis. Biaya listrik tenaga surya turun 85% dalam dekade 2010-2020, sementara energi angin darat dan lepas pantai masing-masing turun 56% dan 48%. Kondisi ini menjadikan energi terbarukan sebagai pilihan yang semakin kompetitif dibanding energi fosil.
Proyeksi dampak jangka panjang berdasarkan studi Institute for Essential Services Reform (IESR), sektor energi memiliki peran kunci dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2028-2029. Investasi Arab Saudi ini diperkirakan akan meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Menciptakan ekosistem industri energi bersih yang terintegrasi. Memperkuat posisi Indonesia sebagai hub energi bersih regional. Mendorong inovasi teknologi dan riset pengembangan energi
Momentum Transformasi Menuju Era Baru
Investasi raksasa Arab Saudi melalui ACWA Power menandai babak baru dalam transformasi ekonomi Indonesia menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan. Kemitraan strategis ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi jangka pendek melalui injeksi modal dan penciptaan lapangan kerja, tetapi juga memposisikan Indonesia sebagai pemain utama dalam transisi energi global.
Keberhasilan implementasi investasi ini akan sangat bergantung pada koordinasi yang efektif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mendukung transformasi energi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya yang melimpah dan komitmen politik yang kuat, Indonesia memiliki peluang emas untuk menjadi leader regional dalam pengembangan energi bersih.
Dampak positif investasi ini terhadap perekonomian Indonesia diperkirakan akan terasa dalam jangka panjang melalui peningkatan daya saing, kemandirian energi, dan kontribusi signifikan terhadap target net zero emissions 2060. Momentum ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk memastikan bahwa manfaat investasi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.


